Menjelajahi Pesona Kota Lama Semarang dan Kuliner Lezat

Kesan pertama saya tentang Semarang adalah kota yang panas dan ramai. Namun, setelah menjelajahi lebih dalam, saya menemukan banyak pesona tersembunyi di kota ini. Kota ini cukup menarik. Dua stasiun yang sangat terkenal adalah Semarang Tawang dan Semarang Poncol. Tapi saya bukan mau membahas dua stasiun itu. Karena belum sebulan lalu, kota Semarang dilanda banjir, dan akibatnya gangguan operasional perjalanan kereta api sangat meningkat.

Saya kesana dalam rangka tugas. Saya sudah tiba malam sebelumnya, kondisi tubuh saya yang belum pulih betul, memaksa saya harus makan malam seadanya. Nasi goreng di pinggir jalan, dengan kebanyakan kecap saya lahap juga. Karena setelah itu ada pekerjaan membereskan presentasi untuk besoknya.

Esoknya, – seperti yang saya lakukan di kota lain – saya mengenali kota dengan berjalan kaki atau jogging. Saya berusaha menghapal jalan-jalan dan ujungnya, meski hanya sekali. Semarang mengingatkan saya pada kota Surabaya dan Medan yang panas. Hawanya hanya sejuk di bawah pukul 7 pagi. Selebihnya Anda harus siap siap berteduh atau segera masuk ke ruangan ber-AC.

Ada banyak gedung seperti Lawang Sewu ini di Semarang. Termasuk diantaranya kantor Daop 4 Semarang, maupun Stasiun Semarang Tawang, dan sekitar kota tua Semarang. Bila Anda berjalan di pagi hari terlebih hari Minggu/Sabtu, Anda akan bertemu banyak komunitas seperti sepeda, lari, atau tour walking. Jadi pertanyaannya, apa yang menarik di kota ini?

Pertama, Arsitektur bangunan tua di kota tua Semarang benar-benar menakjubkan. Saya kagum dengan detail dan keindahan bangunan-bangunan tersebut. tentunya banyak bangunan gedung tua terawat. Saya termasuk penggemar gedung tua, saya tidak paham arsitek, tetapi kagum dengan bentuk bangunan bangunan yang megah dan kuno menghadirkan pesona  yang memukau.

Kedua, kuliner. Kuliner Semarang sangat beragam dan lezat. Saya puas mencicipi berbagai macam makanan khas Semarang. Kelezatan kuliner lokal yang melimpah ruah, dari kios hingga kaki lima, menggoda selera dan memanjakan lidah para pelancong. Jajanan pasar di gang-gang sempit menjadi sajian istimewa yang tak boleh dilewatkan. Dekat hotel saya menginap, saya menemukan pasar ini.

Masuk ke gangnya, banyak jual makanan. Meski puasa-puasa, saya jajannya banyak. Soalnya tampak enak dan murah. Sayang sekali, yang saya ingat hanya lemper. tetapi ada makanan dari jagung dan kelapa dibungkus daun pisang. Enak banget.

Ketiga, kota ini cukup dekat ke kota lain yang menjadi tetangga. Ke Jogja hanya tiga jam, ke solo dua jam, ke Pekalongan hanya sejam naik kereta. Ke Bandungan atau bahkan ke Ambarawa atau Salatiga cukup dekat. Dan ada keinginan saya yang belum kesampaian yaitu pergi ke Salatiga dan juga gunung di Ungaran. Keinginan untuk menjelajahi gunung di Ungaran dan menikmati kuliner khas setiap tempat menjadi motivasi tersendiri. Tahu baxo, ikan bandeng, dan kuliner lainnya sungguh menggoda. Bagi saya, jalan jalan tanpa makan makan seperti sayur tanpa garam, cinta tanpa kasih. Halah.

Baiklah. Sebentar lagi orang akan mudik. Kembali ke kampung, memulai kembali kehidupan..Selamat menikmati momen bersama keluarga dan kekasih, sambil menikmati keindahan dan kelezatan yang ditawarkan kota Semarang. Tak cukup sehari di sini. Saya ingin kembali ke Semarang lagi untuk menjelajahi lebih banyak tempat wisata dan mencicipi kuliner khas lainnya.

Salam hangat dari penjelajah yang bersemangat. Helv

Smg, 19032024. Ditulis 02042024.